Bermedia.id – Mendekati Ramadhan, kita semua mulai melakukan persiapan. Meskipun setiap tahun selalu ada Ramadhan tapi hati selalu dredeg. Ada senang, “Ya Allah, senang banget tiap Ramadhan selalu kumpul bersama keluarga.” Ada cemas, “Ramadhan tahun ini aku sanggup nggak yah menjalaninya dengan baik?”
Ramadhan itu bulan pembersihan spiritual. Dipersiapkan sejak bulan Rajab. Seperti sebuah perjalanan, kita sedang mempersiapkan sebuah perjalanan ibadah yang akan memperkuat hubungan kita dengan Allah. Pada saat itu cinta berlimpah ruah seraya kita bersujud memohon ampunan-Nya.
Coba deh bayangkan, ada seorang tamu istimewa datang mengunjungi rumah kita. Ya misalnya mertua. Apabyang akan kita lakukan? Pasti langsung sigap membersihkan rumah, menyiapkan makanan dan memastikan keluarga benar-benar siap menyambutnya dan membuat para tamu merasa nyaman.
Nah, Ramadhan tidak sekedar bertamu di rumah Anda, Ramadhan bertamu di dalam hati-hati kita. Sama seperti saat kita mempersiapkan rumah kita saat akan ada tamu berkunjung, inilah saatnya untuk mempersiapkan hati kita. Berikut adalah lima cara untuk mempersiapkan diri secara spiritual untuk Ramadhan.
Perbaiki Niat
Islam menempatkan niat sebagai hal yang utama. Tidak selalu tentang seberapa banyak amal yang kita perbuat, tapi tentang alasan mengapa kita beramal dan untuk siapa.
Saat kita semakin dekat dengan Ramadhan, kuatkan niat kita dan luruskan kembali. Kita bisa membuka kembali pelajaran tentang mengapa Allah dalam al Qur’an memerintahkan kita untuk berpuasa selama Ramadhan.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah 2:183)
Ayat ini menunjukkan bahwa puasa diwajibkan bagi kita agar kita dapat mencapai ketakwaan. Takwa adalah kunci mengapa kita beribadah tidak hanya di setiap Ramadhan, namun di setiap hari dalam hidup kita. Taqwa adalah alasan kita beribadah untuk mendapatkan cinta dan ridha dari Allah Swt.
Memperbaiki niat artinya kita membersihkan hati kita dari mencari alasan mengapa kita beribadah selain dari karena Allah. Ya cuma Allah, hanya untuk Allah. Kalau sudah begini, semua yang berat jadi terasa ringan
Perbaiki Hubungan dengan Al-Qur’an
Ramadhan adalah bulan al Quran. Jangan menunggu Ramadhan untuk membuka al Quran dan membaca. Mulailah membaca hari ini, persiapkan diri untuk bulan yang penuh berkah ini.
Bacalah dengan perlahan. Perbaiki bacaanya kemudian pahami artinya dan resapi maknanya. Kita sudah tidak bisa memberikan alasan untuk tidak mempelajari makna al Quran. Buku-buku bahkan tayangan di Youtube tentang kajian tafsir al Quran bisa dengan mudah kita dapatkan.
Salah satu nama Alquran adalah asy-Syifa yang berarti obat penyembuh. Hal ini seperti diutarakan As-Sa’di dalam kitabnya, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan,bahwa Alquran adalah penyembuh bagi semua penyakit hati. Baik berupa syahwat yang menghalangi manusia untuk taat kepada syariat atau syubhat yang mengotori iman.
Dalam surat al-Isra’ ayat 82, Allah Swt berfirman:
“dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Para ulama berbeda pendapat mengenai maksud dari kata “syifa’ / obat” dalam ayat tersebut.
Pendapat pertama mengartikan obat dalam ayat tersebut sebagai obat yang berkenaan dengan penyakit hati, menghilangkan tirai kebodohan dan menghapus keraguan akan kebesaran tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Pendapat kedua, al-Qur’an sebagai obat penawar penyakit lahir seperti sakit kepala, infeksi dan lain sebagainya.
Mendekatkan diri kepada al Quran tidak sekedar menyembuhkan luka dalam jiwa dan fisik kita, dia juga mendekatkan kita kepada Allah Swt.
Perbanyak Puasa dan Do’a’
Meskipun wajib berpuasa selama Ramadhan, puasa di bulan sebelumnya (Syaban) juga dianjurkan. Puasa adalah tindakan spiritual yang membantu kita mengendalikan nafsu dan sebagai ibadah. Insya Allah bisa juga membantu kita untuk mempersiapkan puasa sebulan yang sebentar lagi akan kita jalani.
Doa adalah salah satu amal ibadah termudah yang dikaruniakan kepada kita. Kita bisa melakukannya dengan praktis di mana saja dan kapan saja, tanpa wudhu atau persiapan khusus.
Banyak waktu mustajab dalam berdoa; setelah shalat, dalam perjalanan, bahkan saat turun hujan.
Jangan batasi doa hanya untuk diri kita sendiri. Doakan keluarga dan seluruh ummat. Berdoa agar kita sampai di bulan Ramadhan dan mendapat keberkahan dari Ramadhan.
Fokus dalam Shalat
Shalat kita adalah hal pertama yang ditanyakan pada Hari Penghakiman. Jika kita melupakan shalat kita, kita kehilangan iman kita. Shalatlah seolah-olah itu adalah shalat terakhir kita
Sebelum kita mengucapkan Allahu Akbar dan mulailah berpikir, bagaimana jika ini adalah shalat terakhirku?
Apakah kita akan melakukannya tanpa mempersiapkannya dengan atau tidak menghadirkan hati kita di dalam shalat?
Ambillah nafas dan bersiaplah. Tetap fokus kepada Allah dan bacaan shalat kita. Shalat ini seperti pertarungan. Terkadang setan menyelipkan rasa was-was dan pikiran kita mengembara kemana-mana. Mohonlah pertolongan kepada Allah Swt.
Jika kita memperbaiki shalat kita sekarang, insya Allah selama bulan Ramadhan kita akan lebih mudah untuk memperbanyak shalat sunnah. Ingat, tidak ada dari kita yang bisa menjamin akan sampai ke Ramadhan. Perbaiki shalat kita hari ini, jangan menunggu.
Perbaiki Akhlak dan adab
Akhlak yang buruk bisa mencoreng Ramadhan kita.
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Mulailah menyadarkan diri dan memperbaiki karakter kita yang tidak baik. Mohonlah kepada Allah agar lisan dan prilaku kita terjaga.
Ada baiknya mempelajari akhlak Rasulullah Saw. Bagaimana beliau berkata kepada orang lain, menahan amarah dan lainnya. Memperbaiki akhlak dan adab, in syaa Allah akan menjadi karakter yang menetap selama hayat kita.
Ikhlas
Ramadhan adalah suatu hal besar, sebuah kesempatan kita merecharge lagi energi spiritual kita untuk menjalani kehidupan kita mendatang. Ramadhan memang akan terasa berat. Menahan lapar dan haus, menahan hawa nafsu, dan memperbanyak ibadah bukanlah perkara yang mudah.
Dalam semua kepayahan ini diperlukan keikhlasan dalam menjalaninya. Kita perlu mengingat bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak bisa dipikul olehnya. In syaa Allah, setelah Ramadhan kita akan menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga Allah memudahkan dan menerima amal ibadah kita, aamiin.