Inilah Kisah yang Membuat Rasulullah saw Menangis

Inilah Kisah yang Membuat Rasulullah saw Menangis
Inilah Kisah yang Membuat Rasulullah saw Menangis (Dok: NU Online)

Bermedia.id – Syeikh Muhammad bin Abu Bakar dalam kitabnya al-Mawaizh al-Usfuriyah menceritakan bahwa Anas bin Malik pernah berkata, “Rasulullah saw menangis tak terkira begitu turun Surat al-Hijr, ayat 43, yang berbunyi, وَاِنَّ جَهَـنَّمَ لَمَوۡعِدُهُمۡ اَجۡمَعِيۡنَۙ

Artinya: “Dan sesungguhnya (neraka) Jahannam itu benar-benar tempat yang telah dijanjikan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya”.

Bacaan Lainnya

Rasulullah terisak cukup lama hingga membuat para sahabat yang ada di sekitarnya terharu. Beberapa sahabat ikut menangis meskipun mereka tidak tahu wahyu apa yang diturunkan Jibril kepada Baginda Nabi. Meski merasa bingung tidak ada seorang pun dari mereka berani bertanya kepada Rasulullah.

Tak ingin melihat Rasulullah saw larut dalam kesedihan salah satu sahabat, Abdurrahman bin Auf, coba mencari jalan keluar.

Abdurrahman teringat bahwa Rasulullah saw sangat mencintai putrinya Fatimah. Setiap kali melihat Fatimah, Rasulullah selalu tersenyum. Karena itu ia bermaksud meminta Fatimah menemui Rasulullah yang sedang menangis.

Ia berharap Fatimah dapat menghibur duka hati yang Rasulullah rasakan. Sekaligus ia juga berharap dapat mengetahui apa penyebab Rasulullah begitu bersedih sesaat menerima wahyu yang Jibril sampaikan.

Setelah beberapa saat, tibalah Abdurrahman bin Auf di rumah Fatimah. Abdurrahman bin Auf menceritakan apa yang terjadi pada diri Rasulullah saat ini.

Mendengar cerita dari Abdurrahman bin Auf, Fatimah mohon izin segera menemui ayahanda tercinta di tempat yang ia berada. Setelah memastikan Fatimah akan menemui Rasulullah, Abdurrahman kembali mendatangi tempat dimana Rasulullah berada.

Umar menyambut Fatimah

Tidak berapa kemudian Fatimah datang dan langsung mendekat kepada Rasulullah. Belum sempat Fatimah bertanya kepada Rasulullah, Umar bin Khattab mendekat. Umar menyampaikan keprihatinan melihat pakaian yang digunakan Fatimah untuk menemui Rasul jauh dari kata mewah. Padahal pada saat yang sama putri-putri raja memiliki baju dan perhiasan yang mewah.

Pos terkait