Merinding saya mengingat isi khutbah sholat Jumat yang disampaikan Prof. Dr. Dadang Kahmad di Masjid At-Taqwa, Gedung PP Muhammadiyah, beberapa waktu lalu.
Dalam khutbah yang singkat itu profesor yang juga salah satu ketua PP Muhammadiyah ini membedah surat Al-Ashr dari perspektif zikrul maut (mengingat mati).
Menurutnya, melalui surat al-Ashr itu Allah mengingatkan kita akan pentingnya beriman, beramal saleh, memberi nasihat tentang hak (agama) dan nasihat tentang sabar di saat umur kita sudah tidak muda lagi.
Katanya:
1. Wal ashr, “demi masa”.
Beberapa ulama menfasirkan kata ini dengan kata “demi waktu ashar”. Waktu ashar adalah waktu di saat matahari mulai tenggelam. Ibarat hidup, waktu ashar adalah masa di mana manusia mulai menuju masa penghabisan (kematian).
2. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi.
Ketika manusia benar-benar sudah ada di penghujung waktu (wafat) maka sejatinya mereka merugi. Harta yang dikumpulkan susah payah selama hidup tidak bermanfaat, jabatannya tidak berlaku, anak-anak dan keluarga yang ditinggalkan akan melupakan dll.
3. Kecuali orang beriman dan mengerjakan amal shaleh
Setelah wafat, hanya orang beriman yang selama hidupnya gemar beramal shaleh saja yang akan dikenang. Contohnya Nabi Muhammad dan para sahabat. Meskipun sudah wafat ribuan tahun lalu tapi namanya tetap dikenang oleh orang-orang setelahnya.
4. Saling menasihati tentang hak (agama)
Hak secara umum berarti kebenaran. Dan kebenaran yang hakiki adalah agama. Ajak keluarga lebih mencintai agamanya. Karena hanya keluarga pecinta agama yang akan mengingat dan mendoakan kita setelah wafat.
5. Saling menasihati tentang kesabaran (dalam beragama)
Ajak pula orang-orang untuk sabar dalam agama. Yakinkan bahwa hidup di dunia ini singkat seperti orang yang menyeberang jalan. Jangan terlena di dunia dan lupa dengan kehidupan di fase berikutnya.