Sebaran gaya hidup dan status sosial ini semakin merebak salah satu medium penyebarannya media sosial. Berbagai fragmen potongan dari talkshow tentang perjuangan hidup dan karir atau sekedar ‘mengintip’ mulai dari asesoris pelengkap penampilan hingga koleksi mobil atau motor mewah.
Semua tekait sosok para Sultan (Crazy Rich) bisa memicu mimpi harapan untuk individu mampu mencapai status kesuskesan yang sama. Di satu sisi, secara positif akan memunculkan motivasi dan inspirasi bagi orang lain. Namun, tak terhindarkan persepsi negatif juga muncul karena dinilai sebagai ajang pamer kekayaan yang menimbulkan kecemburuan sosial bagi yang lain.
Pembahasan Crazy Rich ini juga mengingatkan sebuah film lain “Richie Rich” (1994) film drama komedi berkisah anak (diperankan Macauley Culkin populer di film “home Alone”) yang kaya sejak terlahir dari keluarga miliarder. Kekayaan keluarganya membuat Richie hidup nyaman dan mewah, namun merasa kesepian karena kedua orang tua begitu sibuknya.
Sebelum filmnya, serial animasi “Richie Rich” (1980-1984) muncul dalam program televisi channel ABC, Amerika Serikat. Selepas popularitas film layar lebarnya, sempat dibuat juga Serial televisi Richie Rich (2015) diperankan Jake Brennan sebanyak 21 episode.
Pastinya seorang Crazy Rich ataupun sosok ‘Sultan’ butuh perjuangan untuk meraih status sosial itu, melalui perjalanan karir ataupun membangun kerajaan bisnis mereka dengan susah payah. Dari kisah mereka bisa banyak hikmah dan pembelajaran, inspirasi sekaligus menjadi motivasi seseorang dalam perjuangan hidup meraih kesuksesan.
Berbeda dengan bocah cilik Richie Rich yang memang terlahir kaya dari keluarga berada sejak dirinya terlahir dengan segala fasilitas yang diterimanya. Jadi, kalau seorang Crazy Rich digambarkan mampu membeli barang mewah dalam berbagai bentuk produk atau pelayanan yang diinginkannya. Tapi, seorang Richie Rich bukan hanya mampu membeli melainkan memilikinya sendiri seperti dalam film digambarkan ada gerai cepat saji fast food secara eksklusif yang ada di rumahnya ‘nggak tanggung-tanggung’.






