Mulyanto Sebut BLT Minyak Goreng Untungkan Pengusaha

BLT minyak goreng pemerintah
Presiden Joko Widodo membeli minyak di salah satu warung. (Ilustrasi: CNN Indonesia)

Bermedia.id – Meski program bantuan langsung tunai (BLT) dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat tapi pemerintah jangan lalai menuntaskan akar masalah sebenarnya. Akar masalah saat ini adalah tata kelola minyak goreng sawit (MGS) yang oligopolistik sehingga pasokan dan harganya dikuasai oleh segelintir pengusaha.

Demikian kata Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menanggapi program BLT pemerintah. Mulyanto menyebut masyarakat pasti menyambut baik dan menanti bantuan ini. Apalagi, selain minyak goreng, harga-harga bahan kebutuhan pokok yang lain seperti gula, kedelai, daging, dll juga sudah merambat naik.

Bacaan Lainnya

Namun Mulyanto ingatkan pemerintah agar tidak boleh mengandalkan program jangka pendek semacam ini. Pemerintah tetap harus fokus menyelesaikan akar masalah sebenarnya agar kelangkaan dan kemahalan MGS tidak terjadi lagi di kemudian hari.

“Program BLT ini dapat semacam teguran kepada Menperin, yang sampai hari ini, hampir satu bulan, belum mampu menurunkan harga minyak goreng sawit (MGS) curah. Targetnya kan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng sebesar Rp. 14 ribu per liter atau Rp. 15.500 per kg.

Tapi berdasakan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS nasional) harga rata-rata MGS curah masih bertengger di angka Rp. 19.950 per kg. Kalau harga MGS curah sudah mencapai HET, tentu Pemerintah tidak harus bersusah-payah mengucurkan program BLT minyak goreng ini,” kata Mulyanto kepada media, Selasa 11/4/2022.

Nikmat untuk Pengusaha

Dalam sudut pandang lain, lanjut Mulyanto, selama harga MGS curah ini masih di atas HET, sebenarnya pengusaha MGS yang justru menikmati BLT tersebut. Karena dalam praktiknya, selisih antara harga jual dengan HET MGS tersebut langsung tertutup oleh dana BLT tersebut. BLT bagi rakyat kecil ini sebenarnya cuma “numpang lewat” saja. Untuk selanjutnya uang tersebut masuk ke kantong pengusaha MGS.

“Jadi sebenarnya pengusaha MGS ini mendapat dobel subsidi. Satu subsidi di hulu, melalui dana BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebusan Kelapa Sawit) dan satu lagi subsidi di hilir, melalui dana BLT,” terang politisi PKS yang akrab dipanggil Pak Mul ini.

Karenanya Mulyanto mendesak, agar Menperin serius menyelesaikan tata niaga MGS curah ini agar harganya segera mencapai HET.

Jangan mengandalkan pendekatan BLT yang bersifat jangka pendek dan tidak seberapa. Pemerintah secara struktural harus mampu mengendalikan harga MGS curah ini. Jangan kalah dan dipermainkan oleh pengusaha nakal.

Lanjutan BLT

Untuk diketahui, Pemerintah berencana menyalurkan BLT sebesar Rp. 300 ribu per orang kepada 20,5 juta keluarga penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH), termasuk pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan makanan gorengan. Rencananya sebelum lebaran Iedul Fitri, BLT ini sudah tersalurkan kepada masyarakat yang berhak secara tepat sasaran. Masyarakat diminta untuk mengawasi pelaksanaan penyaluran BLT ini, agar tidak disimpangkan untuk tujuan-tujuan yang tidak diharapkan.

Pos terkait