Bermedia.id – Sekiranya bukan Anies Baswedan yang akan didukung sebagai capres di Pemilu 2024 oleh partai atau kelompok pro-perubahan, lalu siapa? Suka tidak suka, cocok tidak cocok, faktanya Anies mendapat banyak dukungan publik untuk maju menjadi capres, melawan kandidat jagoan petahana.
Dibanding tokoh-tokoh lain, hasil survei, dukungan untuk Anies relatif lebih tinggi. Bahkan dalam beberapa survei nasional capaiannya bisa melebihi dukungan untuk Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Agus Harimurti Yudhoyono atau Ridwan Kamil sekalipun.
Berbekal rekam jejak yang bersih dan prestasi mendunia, publik kadung percaya Anies dapat membawa perubahan bagi bangsa ini. Perubahan yang dapat mengakhiri sengkarut politik dan kemerosotan ekonomi selama pemerintahan Jokowi berkuasa.
Anies diharapkan dapat menjadi figur pemersatu umat, pemersatu rakyat, yang sudah lelah diadu domba para pendengung (buzzer) suruhan oligarki. Anies juga mampu menghadirkan keadilan hukum, keadian ekonomi dan keadilan politik yang selama ini hilang.
Jalan Mulus
Tapi apakah jalan Anies menjadi capres di Pemilu 2024 mulus-mulus saja? Faktanya tidak. Hingga saat ini, dukungan politik bagi Anies baru datang dari Nasdem. Nasdem sudah secara resmi mendeklarasikan Anies menjadi capres 2024. Sementara partai politik lain masih dalam proses lihat dan tunggu (wait and see) sambil melakukan komunikasi politik yang intens.
PKS dan Demokrat yang diharap segera memberi tiket pencapresan bagi Anies belum memberi tanda jelas. Pimpinan dan pejabat kedua partai itu masih malu-malu atau ragu-ragu memberikan dukungan politik bagi mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.
Sempat beredar kabar kalau pada tanggal 10 November 2022, Nasdem, PKS dan Demokrat akan deklarasi berdirinya koalisi partai politik pendukung pencapresan Anies. Tapi faktanya deklarasi itu gagal terlaksana.
Banyak spekulasi terkait kegagalan tersebut. Salah satunya belum tercapai kata sepakat soal siapa yang akan mendampingi Anies Baswedan sebagai cawapres. PKS menyorongkan nama Ahmad Heriawan sedangkan Demokrat menyodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono. Lantaran alot penetapan nama cawapres ini sehingga koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat belum juga terbentuk.
Lantas, apa lazim penetapan cawapres untuk Anies ini terus berlanjut?
Bertele-tele
Secara prosedural politik kondisi ini memang biasa. Salah satu inti berpolitik kan memang negosiasi. Semua ingin mendapatkan kekuasaan. Tapi secara strategi komunikasi politik, perdebatan bertele-tele soal pencawapresan ini kurang efektif. Setidaknya gara-gara berlarutnya diskusi soal cawapres maka mundur pula jadwal deklarasi pencapresan Anies. Padahal penyegeraan penetapan ini sangat perlu mengingat pendeknya masa kampanye pemilu 2024.
Siapapun capres dan cawapres yang akan maju dalam kontestasi lima tahunan tersebut butuh waktu yang cukup untuk memperkenalkan diri, memperkenalkan program kerja sekaligus membangun soliditas dukungan dari berbagai simpul massa.
Waktu kampanye resmi yang KPU tetapkan terasa kurang cukup. Oleh karena itu setiap calon perlu kreatif dan efektif memanfaatkan Waktu yang tersedia untuk bersosialisasi.
Di sini Anies seperti berjuang sendiri mewujudkan keinginan rakyat. Atau setidaknya baru ada satu partai politik yang bersedia menemaninya beranjangsana menyapa para pendukungnya. Sementara partai politik pro-perubahan lain masih asik dengan agendanya masing-masing. Figur Anies yang sebegitu besarnya diharapkan dapat menjadi Presiden Indonesia berikutnya seolah dibiarkan sendiri menghadapi gempuran politik dan fitnah dari lawan politiknya.
Di sinilah letak urgensi dari penyegeraan penetapan dukungan politik dari partai pro-perubahan kepada Anies Baswedan. Partai-partai perlu merespon secara tepat aspirasi publik yang kian terang benderang berharap Anies Baswedan bisa tampil sebagai salah satu kandidat capres yang bertarung di Pemilu 2024. Agar semua komponen masyarakat dapat memberikan dukungan serempak sesuai dengan strategi kampanye yang sudah ditetapkan. Tidak seperti sekarang dimana dukungan bagi Anies Baswedan terkesan sporadis dan parsial.
Perhatian Partai
Membludaknya massa yang hadir di acara-acara Anies Baswedan menjadi salah satu bukti besarnya harapan tersebut. Kunjungan Anies ke Medan, Makassar, Solo, Yogyakarta dan yang terbaru ke Aceh seperti magnet yang mampu menarik massa dari mana saja untuk menemuinya. Kelebihan ini harusnya menjadi perhatian partai politik yang masih mundur maju mendukung Anies.
Negeri ini butuh perubahan. Dan perubahan harus disegerakan. Wallahu a’lam
Subhan Akbar
Center for Indonesian Reform