Profesor Muhammad Yunus Menerima Penghargaan Olimpyc Laurel

(Dok: aboutislam)

Pengusaha sosial, ekonom, pemimpin masyarakat sipil dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus menerima penghargaan Olimpyc Laurel pada upacara pembukaan Olimpiade ke-32 di Tokyo 2020.

Prof Yunus, yang sering disebut sebagai “bankir dunia untuk orang miskin”, adalah penerima penghargaan kedua, dan orang Asia pertama, setelah tokoh dari Kenya, Kip Keino yang juga mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut.

“Saya merasa terhormat dan bahagia menerima penghargaan Olimpiade ini, yang begitu istimewa bagi saya dan negara saya,” katanya dilansir dari Eurasia Review.

Berbicara dari Dhaka, peraih Nobel berterima kasih kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan berharap misinya sukses untuk mengubah dunia menjadi tempat yang damai bagi seluruh umat manusia melalui olahraga.

“Olahraga membawa semua kekuatan dan emosi manusia ke dalam permainan. Itu memberikan kekuatan yang sangat besar,” kata Prof Yunus.

Profesor Yunus, dalam pidato penerimaan penghargaan, mendesak semua atlet untuk membangun dunia Tiga Nol.

Dia mendefinisikan Tiga Nol sebagai: Nol emisi karbon, nol konsentrasi kekayaan untuk mengakhiri kemiskinan sekali dan untuk semua, dan nol pengangguran dengan melepaskan kekuatan wirausahawan di setiap orang.

Moment of Hope
The International Olympic Committee (IOC) berbicara kepada hadirin terbatas dengan mengatakan, “Dengan Olimpyc Laurel, kami mengedepankan visi Baron Pierre de Coubertin, pendiri dan penghidup kembali Olimpiade modern. Ini juga merupakan cerminan dari cita-cita dan nilai-nilai Olimpiade kuno, dengan fokus pada pembangunan manusia melalui perdamaian dan olahraga.”

“Hari ini adalah momen harapan. Ya, itu sangat berbeda dari apa yang kita semua bayangkan. Tapi mari kita hargai momen ini.”

Lahir pada tahun 1940 di kota pelabuhan Chittagong, Profesor Yunus belajar di Universitas Dhaka di Bangladesh, kemudian menerima beasiswa Fulbright untuk belajar ekonomi di Universitas Vanderbilt.

Dia menerima gelar PhD di bidang ekonomi pada tahun 1969 dan bergabung dengan Middle Tennessee State University, di mana dia mengajar sampai dia kembali ke Bangladesh pada tahun 1972.

Profesor Yunus adalah penerima berbagai penghargaan internasional untuk ide-ide dan usahanya dan merupakan anggota dewan Yayasan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pada tahun 2006, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian untuk pendiri Grameen Bank, yang memelopori konsep kredit mikro dan keuangan mikro untuk orang yang hidup dalam kemiskinan.

Pos terkait