Bermedia.id – Imam Malik rahimahullah suatu hari pernah berpesan pada seorang pemuda Quraisy yang intinya mengajak untuk lebih dulu belajar adab sebelum belajar suatu ilmu. Menurutnya beradab lebih utama sebelum berilmu. Adab yang baik akan mendatangkan ilmu yang baik. Sementara adab yang buruk akan menghalangi seseorang paham tentang suatu ilmu.
Dalam buku Ensiklopedi Adab Islam Menurut al-Quran dan as-Sunnah, karya Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada, Imam Asy-Syafii berkata, “Barangsiapa yang ingin Allah bukakan hatinya dan meneranginya hendaklah ia ber-khalwat (menyendiri), sedikit makan, meninggalkan pergaulan dengan orang-orang bodoh dan membenci ahli ilmu yang tidak memiliki inshaf (sikap objektif) dan adab.
Abu Bakar al-Mithwa’i rahimahullah menuturkan, “Aku bolak-balik kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad bin Hambal) selama 10 tahun. Beliau membacakan kitab karyanya, al-Musnad, kepada anak-anaknya. Aku tidak menulis satu pun hadits darinya. Aku hanya melihat pada adab dan akhlak beliau.
Adz-Dzahabi rahimahullah menyebutkan, “Bahwa majelis Imam Ahmad dihadiri oleh lima ribu orang. Lima ratus di antaranya mencatat, sedangkan selebihnya mengambil manfaat dari perilaku, akhlak dan adab beliau.
Ibnu Mubarok rahimahullah berkata, “Aku mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan aku mempelajari ilmu selama dua puluh tahun. Adalah para salaf mempelajari adab, baru kemudian mempelajari ilmu.”
Ibnu Sirin rahimahullah berkata, “Para salaf mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu.”
Pada bagian lain dikisahkan, suatu hari Habib al-Jalab bercerita, “Aku bertanya kepada Ibnul Mubarok, ‘Apakah sebaik-baiknya perkara (nikmat) yang diberikan kepada seseorang?’ Dia menjawab, ‘Akal yang cerdas.’ Lalu aku bertanya lagi, ‘Kalau tidak ada?’ Dia menjawab, ‘Adab yang baik.’
Kemudian aku bertanya lagi, ‘Kalau tidak ada juga?’ Dia menjawab, ‘Saudara penyayang yang selalu bermusyawarah dengannya.’ Aku masih bertanya lagi, ‘kalau tidak ada juga?’ Dia lantas menjawab, ‘Diam yang panjang.’ Aku berkata, ‘Kalau masih tidak bisa?’ Lalu dia menjawab, ‘Kematian yang segera.’
Hakikat Adab
Itu lah berbagai pendapat dan hikmah tentang adab menurut para ulama. Semua sepakat bahwa adab sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Adab merupakan pintu gerbang keluar-masuknya ilmu kepada seseorang. Dan adab merupakan perbuatan yang dapat menjadi indikator kebaikan dan kebersihan pikiran dan perasaan seseorang.
Maka apa itu adab?
Dalam bahasa Arab, adab berasal dari kata addaba-yu’addibu-ta’dib, yang artinya terdidik. Terdidik untuk memahami mana yang baik dan buruk, terdidik untuk dapat membedakan mana yang perlu dan tidak perlu, serta terdidik untuk memahami mana yang pantas dan tidak pantas.
Sementara arti adab secara istilah adalah sebagai sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang menjunjung tinggi nilai dan norma yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat.
Orang beradab adalah orang yang selalu menjaga kepantasan sebagaimana yang berlaku dalam sebuah nilai dan norma. Sementara orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak paham, belum paham dan tidak mau mengikuti nilai dan norma dalam suatu masyarakat.
Dalam kitab Madarijus Salikin, Imam Ibnul Qoyyim Rahimullah berkata, “Adab seseorang merupakan tanda kebahagiaan dan keberuntungannya. Sedangkan sedikitnya adab seseorang merupakan tanda kesengsaraan dan kebinasaannya.
Oleh karena itu, tidaklah kebaikan di dunia dan di akhirat dapat diperoleh orang yang tidak beradab. Dan tidaklah seseorang itu terhalang dari kebaikan dunia dan akhirat apabila ia beradab,”
Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang tidak beradab dalam hidupnya maka kehidupannya dibenci.”
Dalam kitabnya berjudul Al-Faruq, Al-Qarafi menjelaskan kedudukan adab, “Ketahuilah sedikit adab lebih baik daripada banyak amal. Maka itulah seorang alim dan shalih bernama Ruwaiyim berkata pada anaknya, “Wahai anakku, jadikanlah amalmu ibarat garam dan adabmu ibarat tepung. Yakni perbanyaklah adab hingga perbandingannya banyaknya seperti perbandingan tepung dan garam dalam suatu adonan. Banyak adab dengan sedikit amal shalih adalah lebih baik daripada amal dengan sedikit adab.”
Begitulah kemuliaan adab dalam pandangan Islam. Kita berdoa semoga Allah swt menjadikan kita salah satu manusia beradab, yang dengan adab tersebut kita mendapat keridhoan Allah swt.