PKS Minta Pemerintah Menolong Petani Sawit Rakyat

PKS Minta Pemerintah Menolong Petani Sawit Rakyat
PKS Minta Pemerintah Menolong Petani Sawit Rakyat

Bermedia.id – Dalam menerapkan kebijakan melarang ekspor CPO dan turunannya pemerintah harusnya menyertakan kebijakan pembelian tandan buah segar (TBS) sawit oleh BUMN dan lembaga terkait. Hal ini perlu agar hasil panen petani sawit rakyat tetap tersalurkan ke industri yang membutuhan. Sehingga harga jual TBS tetap terjaga.

Demikian kata anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menanggapi aksi unjuk rasa ratusan petani rakyat di Kantor Menko Perekonomian, Istana dan Patung Kuda Kebon Sirih, kemarin Selasa (15/5). Mulyanto menyebut pemerintah harus membuat kebijakan yang terintegrasi, terkait satu sama lain, agar tidak ada pihak yang rugi atas pemberlakuan sebuah kebijakan.

Bacaan Lainnya

Pembelian sawit

Terkait pembelian TBS sawit oleh pemerintah hal ini sangat mungkin. Karena saat ini pemerintah sedang gencar memproduksi biofuel. Jadi tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak membeli hasil panen sawit rakyat.

“Mereka sudah tidak tahan lagi menanggung beban atas anjloknya harga TBS sejak Presiden Jokowi mengumumkan pelarangan ekspor CPO dan turunannya (22/4),” ujar Mulyanto.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini menilai pemerintah memang menghadapi kondisi yang dilematis. Namun demikian, ia minta pemerintah jangan takluk terhadap mafia migor dan pengusaha nakal lalu tunduk mencabut kebijakan larangan ekspor CPO tersebut. Saat ini pemerintah perlu membuat kebijakan agar petani sawit rakyat tidak menjadi korban.

“Pemerintah jangan plin-plan dan mencla-mencle dengan kebijakan larangan ekspor CPO ini. Harga migor (minyak goreng) curah masih bertengger di angka Rp. 19.100 per kg (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional 17/5). Jauh di atas HET yang sebesar Rp. 15.500 per kg,” ungkap Mulyanto.

Karena itu Mulyanto mendesak pemerintah segera menolong nasib para petani sawit rakyat dengan memberikan insentif. Pemerintah harus bertanggung-jawab atas kebijakannya, terutama kepada pihak yang paling rentan terdampak. Apalagi pandemi belum berakhir dan daya beli mereka masih lemah.

Insentif Petani

Menurut Mulyanto, insentif penting untuk meringankan petani sawit rakyat adalah dengan menyerap produk TBS tersebut dengan harga yang wajar. Misalnya dengan membeli dan mengolah biofuel yang bersifat mandatori dari sawit rakyat serta insentif pupuk.

Selain itu pemerintah perlu mendorong BUMN Perkebunan dan anak perusahaannya yang mengolah hasil perkebunan meningkatan serapan produk TBS petani sawit rakyat tersebut. Langkah ini menurut Mulyanto akan cukup membantu para petani sawit rakyat selama masa pelarangan ekspor CPO.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada tahun 2019 luas lahan sawit rakyat sebesar 5.9 juta hektar atau sekitar 41 persen dari luas total lahan sawit nasional. Lahan BUMN hanya sebesar 4 persen. Sisanya sebesar 55 persen adalah lahan sawit dari swasta besar. Dengan kebijakan pelarangan ekspor CPO dan turunannya, maka proporsi sawit rakyat yang terdampak cukup besar.

Pos terkait