Mulyanto Ungkap Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng

Mulyanto Ungkap Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng
Mulyanto Ungkap Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng (Dok: Bisnis.com)

Bermedia.id – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menyebut penyebab kelangkaan minyak goreng bukan pada minimnya produksi crude palm oil (CPO). Tapi karena tersendatnya pengiriman CPO dari eksportir ke pengusaha minyak goreng.

Mulyanto menyebut produksi CPO nasional selama ini surplus. Jumlahnya cukup untuk keperluan produksi minyak goreng maupun biofuel. Yang jadi masalahnya justru terhambatnya pasokan CPO dari eksportir ke produsen minyak goreng.

Bacaan Lainnya

Terkait masalah itu, Mulyanto mendesak Pemerintah untuk tidak salah fokus dalam mengurai masalah yang ada.

“Yang menjadi masalah terutama adalah aliran CPO DMO dari eksportir CPO kepada produsen migor. Bukan kompetisi antara migor dan biodiesel. Meski konsumsi CPO untuk biodiesel terus meningkat tapi jumlah produksi CPO tersedia,” kata politisi senior PKS tersebut.

Potensi Besar

Mulyanto menilai produksi CPO nasional sangat cukup dan masih berpotensi untuk ditingkatkan. Dari total produksi CPO nasional, kebutuhan CPO dalam negeri sendiri (untuk migor, industri dan biodiesel) hanya sebesar 34 persen. Sementara sebanyak 66 persen CPO diekspor ke pasar global terutama ke India dan Spanyol.

Sekarang ini, lanjut Mulyanto, program mandatori biodiesel B30 ini penting bukan hanya untuk menjaga agar harga CPO tidak jatuh. Namun juga dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional.

Ia mendukung program pengembangan BBN (bahan bakar nabati) dari CPO ini . Karena hal itu dapat mereduksi impor BBM. Sehingga dapat menekan defisit transaksi berjalan dari sektor migas. Selain itu sekaligus menerapkan net zero emission, yakni menghasilkan bahan bakar yang lebih bersih.

“Apalagi saat ini ketika harga migas dunia melonjak akibat perang Rusia-Ukraina yang menembus angka USD140 per barel. Kita tidak ingin harga solar bersubsidi yang stabil ini terganggu karena kekurangan pasokan CPO untuk biofuel. Ujung-ujungnya akan merugikan masyarakat,” jelas Mulyanto.

Penuhi DMO

Di tengah kelangkaan migor nasional akhir-akhir ini, Pemerintah perlu memastikan 30 persen CPO DMO (domestic market obligation) terpenuhi. Sehingga produsen migor tidak kekurangan pasokan. Ini yang terutama menjadi keluhan pihak industri. Bahkan menjadi menyebabkan enam produsen migor tutup.

Sebagai informasi produksi CPO kita pada tahun 2021 sebesar 51,3 juta ton. Untuk ekspor sebesar 34,2 juta ton (66 persen dari produksi). Untuk kebutuhan pasar domestik sebesar 17,8 juta ton (34 persen dari produksi), alokasi untuk minyak goreng, industri dan biodiesel masing-masing sebesar 9,3 juta ton (52 persen dari konsumsi), 2.0 juta ton (11 persen dari konsumsi) dan 6,6 juta ton (37 persen dari konsumsi).

Pada tahun 2022, Kementerian ESDM menetapkan alokasi BBN jenis Biodiesel sebesar 10,15 juta kiloliter. Angka ini naik dari alokasi tahun 2021 yang berada di posisi 9,4 juta kiloliter. Kapasitas terpasang produksi biodiesel saat ini sebesar 14,5 juta kiloliter. Perkiraan dana pembiayaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tahun 2022 sebesar Rp35,41 triliun. Program B30 ini telah berjalan sejak 1 Januari 2020.

Pos terkait