Saya memanggilnya Kang Agus Munawar. Kiprahnya dalam dunia literasi sungguh membuat saya takjub. Telah dua puluh tahun lebih bergiat dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Tidak saja menjadi pelaku di lapangan, tetapi menjadi penggerak di berbagai tempat. Tidak saja merintis taman bacaan di rumahnya, tetapi menginisiasi lahirnya puluhan atau mungkin ratusan TBM lainnya.
Beliau adalah inisiator gerakan literasi dari Kawali Ciamis Jawa Barat.
Jejak digital dan reputasinya dengan mudah kita dapat. Cukup dengan mengklik namanya di sosmed. Bahkan, sebuah media nasional menganggapnya sebagai Magnet Gerakan Literasi. Sebuah anggapan yang tak keliru. Sebab, sejatinya Kang Agus ini telah memberi tauladan bagaimana dunia literasi harus dihidupkan. Bagimana kampanye tentang pentingnya membaca harus diberi ruang yang utama.
Baca juga: Lembut dan Lentur
Dan kerennya lagi lewat kegiatan membaca, telah menjadi pemantik lahirnya berbagai perubahan dan perbaikan prilaku masyarakat sekitarnya. Anak-anak yang datang ke TMB Gada Membaca yang dikelolanya telah “disuntik” untuk mempunyai kepercayaan diri yang kuat. Para pengunjung TMB itu telah “dibakar” semangatnya untuk punya impian yang hebat. Kang Agus menujukkan bahwa setiap orang berhak untuk maju dan berkembang sesuai potensinya masing-masing. Menurutnya, sukses itu hak semua orang.
Apa yang dilakukan Kang Agus sejatinya bukan hanya menjadikan dirinya sebagai provokator pentingnya membaca, tetapi menyadarkan kita bagaimana manfaatnya berkaca. Lewat membaca, kita akan mampu memahami dunia, tetapi dengan berkaca kita akan mampu memahami diri sendiri.
Dengan membaca kita akan berwawasan luas dan punya kemampuan melakukan berbagai perubahan pada semesta. Namun, dengan berkaca, kita menyadari bahwa perubahan semesta akan terjadi jika pertama-tama kita punya kesadaran untuk mengubah diri sendiri. Membaca menjadi pintar, berkaca menjadi bijak. Salam