Bermedia.id – Persoalan berat badan kerap menjadi beban pikiran bagi perempuan. Mikirin berat badan bikin kita malah jadi stres.
Segala macam program diet sudah kita lakukan. Mulai dari diet karbo, diet gula, hanya makan raw food atau minum susu bernutrisi. Hasilnya sih lumayan tapi begitu lepas diet, berat bada naik gila-gilaan. “Ya masa turunnya lima kilo, naiknya sepuluh kilo sih.”
Belum lagi kalau dengerin omongan orang, alhasil kuping bisa dibikin panas. “Ya ampun, body kamu subur ya” atau “Kamu nggak olahraga, ya?”
Saat lagi enak-enaknya ikut program diet, undangan kumpul-kumpul berdatangan. Ya reuni di resto inilah atau kumpul komunitas di kafe itulah. Aduh bikin goyah tekad mau diet ketat saja.
Nah, ini yang diceritain sama Terry Lucita dalam bukunya My Weight Body is My Antibody, Melangsing tanpa Pusing.
Terry pernah punya pengalaman nggak enak soal program diet. Akibat pola makan yang berlebihan di tengah pekerjaan yang menumpuk, Terry melakukan program diet dan olahraga. Sayangnya buntut dari program diet ini mengharuskan Terry dirawat di rumah sakit sampai-sampai dia hampir saja harus melakukan operasi pengangkatan usus besar karena infeksi yang cukup parah.
Sebelum sakit, berat badan Terry 64 kg. Saat keluar dari rumah sakit berat badan Terry 52 kg. Dokter menyuruhnya untuk memiliki berat badan semula, 64 kg.
Dari sinilah akhirnya Terry mendapat pengalaman baru. Yang masalah bukan berat badan. Ternyata badan yang kembali berbobot meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
“Jadi ladies … ceritanya waktu saya dulu berat badannya 64 kg dan terus bertambah, celana jeans saya bisa mencapai size 34. Sementara saat ini, berat badan saya di 65 kg dan celana jeans saya yang size 29 sudah semakin melonggar,” ungkap Terry.
Kok bisa begitu ya. Ternyata lemak itu bobotnya ringan tapi ngabisin tempat banget, sementara otot bobotnya lebih berat dari lemak dan nggak ngabisin tempat. Jadi sekarang tinggal pilih, tubuh yang berisi lemak atau otot.
Terus bagaimana cara langsing tanpa pusing ala Terry Lucita? Lakukanlah cara EAT yang benar. Apa itu EAT?
EAT adalah bagaimana kita membentuk kebiasaan dan cara makan yang pas dengan selalu menyadari perasaan, pikiran, dan tubuh. Sinkronkan pikiran, perasaan dan tubuh kita setiap hari.
Emosi perlu ditata. Bingkailah setiap perasaan yang muncul dan pesan yang disampaikannya dalam tujuan melangsing, sehat, segar, dan bugar.
Akal juga perlu dikendalikan. Untuk melangsing kita perlu mengendalikan pikiran kita karena kita sang pemilik pikiran jadi kita perlu memiliki ownership terhadap pikiran kita yaitu pikiran untuk melangsing.
Emosi dan akal yang berhasil dikendalikan oleh si pemilik tubuh membuat kita mudah menjalani proses melangsing karena tubuh sudah dengan sukarela menjalaninya. Tubuh mau melakukannya secara konsisten, fun dan happy.
Agar kita mengerti apa yang diinginkan tubuh, kita juga perlu mendengarkan keinginan tubuh. Berlatih mengenali kapan tubuh merasa lapar dan kapan tubuh merasa kenyang seperti hadits Rasulullah SAW., “makanlah saat lapar dan berhenti sebelum kenyang.”
Mulai sekarang yuk kita pahami dan sadari bahwa berat badan kita adalah antibodi kita yang meningkatkan daya tahan tubuh dengan proses transformasi yang kita tetapkan sendiri dan kita jalani sendiri mulai hari ini.
Yang terpenting, saat kita mencintai diri kita untuk diri kita dengan standar kita, rasanya kita bakal nyaman juga dengan diri dan juga dengan tubuh kita tentunya. Di saat kita merasa nyaman dengan diri kita, di situlah aura kecantikan seorang wanita terpancar di wajah, setuju kan.