Bermedia.id – Keputusan penyelenggara Frankfurt Book Fair untuk hanya memihak dan memberi panggung Israel telah menimbulkan polemik dan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) batal ikut serta pada event tersebut.
“Memihak Israel sambil melupakan derita rakyat Palestina ibarat membaca hanya sebuah buku untuk merasa paham seluruh isi dunia,” kata Arys Hilman Nugraha, Ketua Umum IKAPI.
Arys juga menambahkan, “Memperluas panggung-panggung Israel di Frankfurt Book Fair sambil membatalkan penghargaan bagi penulis Palestina seakan mencerminkan perluasan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina.”
Menurut Arys, penulis, penerbit, dan setiap penyelenggara pameran buku seharusnya meyakini bahwa buku memberikan ruang bagi suara-suara yang berbeda dan mencegah dominasi satu pikiran dalam menilai setiap peristiwa. Buku juga berperan dalam menyuarakan perdamaian dan penghapusan penindasan di muka bumi. Sementara, pameran buku semestinya merupakan ajang dialog yang adil dan upaya untuk membangun saling pengertian.
“Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) sebagai bagian dari bangsa Indonesia berada di sisi Palestina dalam memperjuangkan kedaulatan. Dengan demikian, Ikapi menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini serta menafikan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina. Ikapi juga mengecam pembatalan pemberian penghargaan kepada Adania Shibli, penulis Palestina yang menggambarkan kekejaman Israel lewat novelnya berjudul Minor Detail,” jelas Arys.
Ikapi sebelumnya diagendakan hadir sebagai bagian dari kegiatan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia untuk mempromosikan budaya nasional Indonesia ke khasanah budaya dunia melalui buku sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 3 Tahun 2017 Republik Indonesia tentang Sistem Perbukuan.