KPIQP Mengutuk Teror Israel Kepada Warga Palestina

Berita
Ketua KPIQP, Nurjanah Hulwani saat menjadi pembicara. (dok: Hidayatullah.com)

Jakarta – Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestine (KPIQP), mengutuk tindakan teror dan kekerasan yang dilakukan ekstrimis Israel. Teror dan kekerasan itu dilakukan oleh Kelompok Lehava kepada penduduk al-Quds sejak 23 April 2021.

Aksi teror dilakukan dengan cara meneriakan kata-kata “Matilah Arab” di jalanan Al Quds serta penyerangan kepada warga Palestina keturunan Arab.

Bacaan Lainnya

Para ekstrimis ini turun ke jalan-jalan di kota Al Quds sembari mencari warga Al Quds yang keturunan Arab. Setiap menemukan penduduk asli Palestina keturunan Arab akan langsung diserang.

Menurut Bulan Sabit Merah jumlah korban luka akibat insiden ini mencapai 105 orang, 20 orang diantaranya dirawat di rumah sakit. Tidak hanya itu, kelompok ini juga melakukan penyerangan ke sejumlah warga Palestina di Al Quds.

Polisi Membiarkan

Bulan Sabit Merah menduga polisi Israel melakukan pembiaran terhadap kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis “Lehava”. Polisi tidak melakukan tindakan apapun kepada pelaku teror dan penyerangan.

“Kami dari Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina terus membersamai dan mendukung saudara-saudara kami di kota Al Quds. Kami mendukung setiap upaya perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya.

Untuk itu kami mengutuk keras segala tindakan kekerasan yang dilakukan. Kami juga menentang segala tindakan politik apartheid yang diterapkan kepada warga Palestina di Al Quds maupun di wilayah Palestina yang lain.

Hal ini bukan hanya menentang konvensi internasional namun juga tindakan tidak berpri-kemanusiaan,” ujar Ketua KPIQP, Nurjanah Hulwani, dalam keterangan tertulis kepada media, Senin 26/4/2021.

Mengajak Masyarakat

Nurjanah menambahkan dunia harus ikut bersuara menentang hal ini. Dunia harus bersikap menentang tindakan kekerasan dan kerusuhan massal ini agar tror dan kekerasan ini tidak meluas kepada penduduk sipil lainnya. Terlebih kepada anak dan perempuan Palestina.

“Diamnya dunia sama dengan bentuk persetujuan atas tindak kekerasan yang terjadi,” lanjut Nurjanah.

Untuk itu KPIQP mengajak seluruh organisasi masyarakat di Indonesia untuk aktif melakukan kegiatan penolakan. Gerakan dapat berupa kampanye, aksi-aksi solidaritas dan untaian doa untuk membela Al Quds yang saat ini tengah dijajah.

KPIQP merupakan koalisi dari sepuluh ormas perempuan Indonesia yang terdiri dari Salimah, Wanita Al Irsyad, Muslimat Mathlaul Anwar, Muslimat Al Washliyah, Muslimat DDII, Wanita PUI, Wanita PERTI, Wanita Islam, IGRA dan Adara Relief International.

Pos terkait